Pada Senin dan Selasa (29/4 – 30/4) Lapas Narkotika Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta melaksanakan Asesmen Awal Program Rehabilitasi Sosial dan Medis untuk tahun 2024. Kegiatan tersebut diadakan di ruang kunjungan Lapas Narkotika Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta.
Sebanyak 300 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjalani proses asesmen dalam program rehabilitasi sosial dan medis. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi pola dan riwayat penggunaan zat, fungsi sosial dan psikologis, serta kebutuhan terapi secara umum guna menentukan tingkat keparahan masalah Gangguan Penggunaan Zat (GPZ). Hasil asesmen akan menjadi dasar untuk merencanakan rencana perawatan selama proses rehabilitasi.
Kegiatan asesmen ini dilaksanakan oleh 15 orang tenaga asesor yang berasal dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta. Para asesor dilengkapi dengan keahlian dan pengalaman dalam bidang rehabilitasi, yang menjadi kunci keberhasilan dalam proses asesmen.
Imam Fahmi, Kasi Binadik Lapas Narkotika Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, menyampaikan Lapas Narkotika Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta pada tahun 2024 melaksanakan 2 program rehabilitasi bagi WBP yakni sosial dan medis.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan rehabilitasi yang terbaik kepada para WBP. Melalui asesmen awal ini, kami dapat merancang program rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga mereka dapat memperoleh pemulihan yang optimal dan memiliki kesempatan untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik setelah menjalani masa pidana”, ujar Imam.
Kegiatan asesmen awal ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya Lapas Narkotika Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta untuk memberikan perlindungan, perawatan, dan rehabilitasi yang komprehensif bagi para WBP yang terkena dampak masalah penggunaan narkotika. Dengan adanya dukungan dari BNNP DKI Jakarta, diharapkan program rehabilitasi sosial dan medis ini dapat memberikan dampak yang positif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di masyarakat.
